Sebuah renungan anatara lelaki—wanita, oleh monyet
ganteng.
Kemarin, Gue secara kebetulan nonton suatu acara di tv
yang bertema “can u tell me that i’m cheating?” jadi tentang orang yang
menangkap basah pacar/suaminya selingkuh dan disiarin di tv.
Yang bikin Gue heran, di situ ada 3 orang guest, semuanya
perempuan dan semuanya menduga bahwa suaminya selingkuh, dan sepanjang acara
berlangsung, ternyata ketahuan bahwa ketiga lelaki dari perempuan tersebuat
pernah selingkuh! Pake lie detector ama detektif privat segala. Ck ck ck
Womwn are more emotional and less rational than man.
Hal ini langsung masuk lagi ke isi kepala Gue yang aneh
ini. Apa jangan” cowok tuh lebih sering selingkuh dari pada cewek karena mereka
berpikir secara logika?
Kenapa siih presentase cowok selingkuh itu lebih besar
dari pada cewek yang selingkuh? Apa gara”
emang tugas kaum lelaki untuk
menyebarkan benih? Dorongan alam untuk melanjutkan kehidupan yang semuanya ada
di tangan lelaki?
Gue sendiri amat sangat percaya ama teori 3:1, yaitu
setiap lelaki itu paling engga harus “menjaga” 3 orang wanita, ditinjau dari
perbandingan jumlah cewek dangan cowok yang ada di dunia ini, yaitu lebih
banyak cewek 3x lipatdari pada cowok. Kalo semua cowok punya satu cewek, kasian
kan cewek yang ga dapet cowok? :v
Stop press: buat yang jadi pacarku, tanang aja, pada
praktiknya aku ga bakal punya 3 cewek sekaligus kok *cross finger* ...
huehehe....
Salah satu teori lagi yang Gue percayai bener” adalah
bahwa, tiap kali kita pacaran ama seseorang berarti kita menutup kemungkinan
untuk pacaran sama orang lainnya.
Teori tersebut secara ga langsung berarti menutup segala
kemungkinan untuk selingkuh. Yah, mungkin selingkuh boleh, tapi putusin dulu
pacarnya, baru deh pacaran ama selingkuhan. Hehe.
Eniwei, kenapa sih kita ga boleh selingkuh? Apa karna
moral? Apa karna pandangan masyarakat tuh bilang kalo selingkuh itu gak baik?
Moral sendiri itu kan berarti ketidaknyamanan. Karena
setiap kali kita melakukan sesuatu di luar moral, kita merasa tidak nyaman
karena terbentur oleh moral itu sendiri.
Gue jadi inget, dulu pas Gue masih kecil, Gue tuh
menganggap bohong itu ngga baik, nyontek itu nggak baik, buang sampah
sembarangan itu gak baik.
Tapi semakin Gue beranjak dewasa, Gue pernah bohong, dan
Gue sering nyontek. Apalagi buang sampah sembarangan, sering banget. Gue
semakin menggeser nilai ke ‘tidakbaikan’ itu sedikit demi sedikit menjadi tidak
begitu tidak baik dan lama” menjadi tidak apa apa.
Apa semakinkita dewasa, kita semakin tidak menghargai
moralitas?
Mungkin kita boleh melakukan semua itu asal tidak
menyakiti orang lain. Itu baru tidak melanggar nilai moral. Misalnya: White
lies demi seseorang, mencuri dari orang super kaya buat orang miskin yang tidak
makan selama 100 hari.
Kalo kata orang, what u dont know, wont hurt u. Apa yang
anda tidak ketahui, tidak dapat menyakiti anda.
Balik lagi ke masalah selingkuh, jadi kalo anda
selingkuh, dan pasangan anda tidak mengetahui, berarti itu tidak menyakiti
pasangan anda, kan? Jadi selingkuh itu boleh, asal tidak ketahuan. Bingung.?
Eniwei, mungkin kita semua harus stuck ke dalam aturan
emas: lakukan hal kepada orang lain yang anda mau orang lakukan kepada anda.
Jadi, kalo selingkuh, yang jangan marah kalo di
selingkuhi. Atau lebih baik lagi, nggak usah selingkuh, gak usah main api
sekalian. Daripada kebakar? Mungkin itu yang paling baik.
Tapii... gimana kalo udah terlanjur kebakar??
Harrah's Casino Site in New Jersey - Lucky Club
BalasHapusIn addition to their existing casino offering, Harrah's has also partnered with the N.J. Sports and Casino in New Jersey to open the doors to luckyclub.live its