Moral Dan Selingkuh, Versi Monyet

by 17.47 1 komentar


Sebuah renungan anatara lelaki—wanita, oleh monyet ganteng.

Kemarin, Gue secara kebetulan nonton suatu acara di tv yang bertema “can u tell me that i’m cheating?” jadi tentang orang yang menangkap basah pacar/suaminya selingkuh dan disiarin di tv.

Yang bikin Gue heran, di situ ada 3 orang guest, semuanya perempuan dan semuanya menduga bahwa suaminya selingkuh, dan sepanjang acara berlangsung, ternyata ketahuan bahwa ketiga lelaki dari perempuan tersebuat pernah selingkuh! Pake lie detector ama detektif privat segala. Ck ck ck

Womwn are more emotional and less rational than man.

Hal ini langsung masuk lagi ke isi kepala Gue yang aneh ini. Apa jangan” cowok tuh lebih sering selingkuh dari pada cewek karena mereka berpikir secara logika?

Kenapa siih presentase cowok selingkuh itu lebih besar dari pada cewek yang selingkuh? Apa gara” 
emang tugas kaum lelaki untuk menyebarkan benih? Dorongan alam untuk melanjutkan kehidupan yang semuanya ada di tangan lelaki?

Gue sendiri amat sangat percaya ama teori 3:1, yaitu setiap lelaki itu paling engga harus “menjaga” 3 orang wanita, ditinjau dari perbandingan jumlah cewek dangan cowok yang ada di dunia ini, yaitu lebih banyak cewek 3x lipatdari pada cowok. Kalo semua cowok punya satu cewek, kasian kan cewek yang ga dapet cowok? :v

Stop press: buat yang jadi pacarku, tanang aja, pada praktiknya aku ga bakal punya 3 cewek sekaligus kok *cross finger* ... huehehe....

Salah satu teori lagi yang Gue percayai bener” adalah bahwa, tiap kali kita pacaran ama seseorang berarti kita menutup kemungkinan untuk pacaran sama orang lainnya.

Teori tersebut secara ga langsung berarti menutup segala kemungkinan untuk selingkuh. Yah, mungkin selingkuh boleh, tapi putusin dulu pacarnya, baru deh pacaran ama selingkuhan. Hehe.

Eniwei, kenapa sih kita ga boleh selingkuh? Apa karna moral? Apa karna pandangan masyarakat tuh bilang kalo selingkuh itu gak baik?

Moral sendiri itu kan berarti ketidaknyamanan. Karena setiap kali kita melakukan sesuatu di luar moral, kita merasa tidak nyaman karena terbentur oleh moral itu sendiri.

Gue jadi inget, dulu pas Gue masih kecil, Gue tuh menganggap bohong itu ngga baik, nyontek itu nggak baik, buang sampah sembarangan itu gak baik.

Tapi semakin Gue beranjak dewasa, Gue pernah bohong, dan Gue sering nyontek. Apalagi buang sampah sembarangan, sering banget. Gue semakin menggeser nilai ke ‘tidakbaikan’ itu sedikit demi sedikit menjadi tidak begitu tidak baik dan lama” menjadi tidak apa apa.
Apa semakinkita dewasa, kita semakin tidak menghargai moralitas?

Mungkin kita boleh melakukan semua itu asal tidak menyakiti orang lain. Itu baru tidak melanggar nilai moral. Misalnya: White lies demi seseorang, mencuri dari orang super kaya buat orang miskin yang tidak makan selama 100 hari.

Kalo kata orang, what u dont know, wont hurt u. Apa yang anda tidak ketahui, tidak dapat menyakiti anda.

Balik lagi ke masalah selingkuh, jadi kalo anda selingkuh, dan pasangan anda tidak mengetahui, berarti itu tidak menyakiti pasangan anda, kan? Jadi selingkuh itu boleh, asal tidak ketahuan. Bingung.?

Eniwei, mungkin kita semua harus stuck ke dalam aturan emas: lakukan hal kepada orang lain yang anda mau orang lakukan kepada anda.

Jadi, kalo selingkuh, yang jangan marah kalo di selingkuhi. Atau lebih baik lagi, nggak usah selingkuh, gak usah main api sekalian. Daripada kebakar? Mungkin itu yang paling baik.

Tapii... gimana kalo udah terlanjur kebakar??

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

1 komentar:

  1. Harrah's Casino Site in New Jersey - Lucky Club
    In addition to their existing casino offering, Harrah's has also partnered with the N.J. Sports and Casino in New Jersey to open the doors to luckyclub.live its

    BalasHapus

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com